Rabu, 03 Februari 2010

lanjutan....
di toilet pesawat
waktu itu kira-kira jam 6 pagi, tepat ditas udara jazirah arab, perutku tidak bisa di ajak kompromi. akhirnya dengan terpaksa pakai toilet pesawat yang ternyata cukup ngantri. penupang pesawat bergantian memakai jasa toilet untuk 'melepaskan beban" mereka, temasuk nanti aku. nah sampai giliran, masuk kemudian aku lepaskan beban seperti biasa namun beberapa saat kemudian saya tersadar ketika menyadari bahwa toilet yang sangat sempit itu hanya menyediakan tissue. tapi sy tidak hilang akal, di sebelah kanan tempat saya duduk ada westafel yang berfungsi baik dan ada sabun di dekatnya...nah dengan cara-cara yang tidak patut di tulis di blog ini akhirnya saya bisa membersihkan najis sebagaimana ajarran islam walaupun pintu toilet sudah di gedor penumpang lain sejak beberapa menit yang lalu.
Sampai Schipol
waktu itu pukul 6.20 pagi waktu Amsterdam, pesawat landing dengan sangat mulus sehingga saya tidak merasakan getaran sama sekali ketika pesawat menyentuh landasan pacu. udara di bandara relative masih bersahabat karena masih seperti di dalam pesawat, tidak terlalu dingin. setelah melewati pemeriksaan imigrasi, sy dan teman2 mengantre untuk mengambil travel bag di belakang petugas imigrasi. stelah dapat, kami harus menunggu Marrise, sekretaris program ini, di depan kafe di dekat pintu keluar bandara.
setelah menunggu beberapa saat, marrise akhirnya datang dengan terburu-buru karena memenag dia agak terlambat. dia kemudian meminta maaf atas keterlambatannya kepada kami semua. Marise kemudian mengajak kami untuk keluar bandara menuju Taksi yang telah disediakan. nah ketika keluar dari bandara inilah kami terjebak badai salju. sy, cucu, ariza, dan syahril kehilangan jejak marrise yang jalannya sangat cepat.
kami berusaha mengejar, namun karena derasnya salju yang menghalangi pandangan kami membuat kami kehilangan jejaknya. terus terang, inilah kali pertama saya melihat salju dan badai. Dan tentu saja merasakan udara yang luarbiasa dingin yang elum pernah saya rasakan seumur hidup saya sebelumnya.
walaupun ada perasaan yang tidak enak, kami memberanikan diri untuk mengontak marrisse dan tanpa menunggu lama, dia sendiri yang menjemput kami yang sedang berlindung di depan hotel dekat Schipol. alhamdulillah, akhirnya kami bisa naik taksi yang besarnya seperti mobil van dengan penghangat di dalamnya. lumayan untuk mengurangi kebekuan darah....he he
pukul 7.10 kami tiba di Smaragdlaan, apartemen yang akan kami tinggali selama 6 bulan kedepan. sempat berfoto bersama sebelum masuk.
sy dan zaenal dapat kamar no. 228 dilantai 5. Kamarnya menghadap ke arah kota leiden dengan pemandangan salju tipis dan burung-burung dyang beterbangan. fasilitas yang ada juga lumayan lengkap: ada dua tempat tidur, pemanas di ruang tidur dan kamar mandi, 2 meja belajar, 2 lemari, dua kursi , ada dapur dengan peralatan masak yang lengkap, serta tentu saja ini yang paling penting: saluran kabel internet.
pesta sambutan dari senior
Program yang mengantarkan saya ini bernama the young indonesian leaders yang sudah berjalan selama beberapa tahun lamanya. nah, ketika hari pertama kami datang, kami disambut dengan pesta kecil2an oleh teman2 senior program ini yang akan segera bertolak ke tanah air pertengahan bulan ini. di luar dugaan, saya pikir ketika saya berangkat dari serang, saya tidak akan bertemu makanan Indonesia selama 1.5 tahun kedepan namun ternyata didepan saya terhidang eberapa makanan khas Indonesia diantaranya: opor ayam, rendang, sayur dll. wah jadi rupanya senior kami itu sudah sangat mahir dalam memasak selama ini ya....maknyus men!!!
pada kesempatan itulah kami berkenalan dengan teman-teman senior yang bukan hanya dari program kami tapi juga ada dari program beasiswa yang lain seperti NESO bahkan ada beberapa mahasiswa PhD. wah yang jelas waktu itu sangat meriah...
mengatasi jetlag
para senior menyarankan kami agar tidak tidur dulu untuk mengatasi jetlag. untung senior kami baik2 sehingga hari itu juga kami ditemani berkeliling lorong2 kota Leiden, berbelanja kebutuhan untuk beberapa hari kedepan, ke Rabobank untuk membuat account dan bertemu dengan Nico Kaptein dan direktur program untuk memjabarkan tentang program kami dan sistem yang berlaku di leiden.
(nanti saya lanjutkan ya, kaki pada pegel....3 feb.2010 jam 19.00)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar