Selasa, 02 Februari 2010

catatan hari pertama dan kedua di Leiden

perjalanan dari serang ke Bandara Soeta memakan waktu 1.5 jam. sy bersama keluarga ada di mobil belakang mengikuti mobil Arif yang melesat bagai kilat (lebay) karena jalan tol jakarta-merak relative lengang, mungkin karena hari minggu. Fathi, anaku yang pertama, sangat antusias ingin ikut karena ingin lihat pesawat sementara Annafa (anak ke dua) tidak bisa ikut karena masih sakit.
tiba dibandara, sy harus mencari teman-teman karena, honestly speaking, ini penerbangan pertama jadi bingung juga ngeliat orang hilir mudik dan mundar mandir. setelah bertemu kteman-teman, inilah yang kami lakukan (dan mungkin sedikit panduan bagi siapapun yang akan berangkat abroad): masuk ke ruang departure kemudian kami memasukkan travel bag termasuk tas kecil saya diminta di naikkan ke keatas conveyor yang akn menscan benda-benda yang dikhawatirkan berbahaya bagi penerbangan. HP yang kita bawa juga diperiksa.
setelah melewati conveyor itu, kami langsung ke loket Malaysia Airlines dan karena sudah mendapatkan tiket dua hari yang lalu dari Marrise, kami tinggal menyerahkan pasport dan tiket ke petugasnya. eh lupa, siapkan juga dana 150rb untuk airport tax kemudian tas-tas kami di masukan ke dalam conveyor untuk di timbang.
ketika di Serang, sy pikir Travel bag sy yang paling besar, eh ternyata teman-teman saya membawa travel bag yang jauh lebih besar. yah, ga pa-pa lah.
setelah melewati ticketing process, kami mencari bagian fiskal agar kami tidak dibebani bea fiskal yang besarnya 2.5 juta rupiah, waw sangat besar, uang itu bisa untuk biaya hidup 2 minggu di Leiden.
kemudian kami punya kesempatan untuk bertemu keluarga untuk berpamitan. waktu itu saya sangat emosional ketika memandang wajah putra pertamaku, istriku, ortu, mertua, dan adik2 sehingga tak sadar, air mataku menetes, sedih rek.
Naik pesawat
ini adalah pengalaman pertamaku naik pesawat. pesawat yang sy tumpangi adalah malaysia airlines yang menurut salah seorang teman di Uhamka lumayan bagus kualitas pelayanannya. nah ini yang lucu, ketika pesawat landing sy agak panik ketika telinga saya terasa sakit dan bahkan tidak bisa mendengar. anehnya, yang duudk di sisi kanan dan kiri saya biasa saja, ga panik.
setelah sy tanya ternyata mereka juga merasakan hal yang sama tapi karena sudah agak sering jadi ya biasa saja katanya. sy jadi teringat perkataan Wawan, teman SMP dan SMA saya bahwa ketika landing telinga akan sakit dan itu terbukti masalahnya dia ga bilang kalo sampai sedikit tuli....he he.
setelah terbang selama kurang lebih 2 jam bersama 90an malaysian, akhirnya sampai di Bandara Kuala Lumpur pukul 21.15, saya ga hapal namanya. wah, bandaranya lebih mewah dari Soeta lo. saya sempat photo2 di depan toiletnya...he he
di bandara KL, kami harus menunggu 2 jam untuk masuk ke pesawat yang akan mengantar kami ke Schipol, bandara internasional Belanda. wah, di tempat kami menunggu sudah banyak berjejer orang2 bule dan sampai titik ini saya sudah mulai bisa merasakan sense of minority.
pemeriksaan ketika akan boarding lebih ketat disini. bahkan, sabuk seorang teman harus di lepas dan sepatu Yulistina juga harus di lepas padahal bule2 yang lain langsung masuk aja, wah mulai diskriminatif neh...
tidak lama menunggu, kami di persilahkan masuk ke dalam pesawat dan bagusnya announcer mengumumkan agar kami mendahulukan anak-anak untuk masuk pesawat dari padaorang dewasa, mantap! wah ternyata peswatnya jauh lebih bsardari yang pertama...dan orang bule semua enumpangnya, mungkin WN belanda yang habis liburan winter.
setelah penerbangan 2 jam kami dapat makan, menunya sudah mulai ke barat-baratan walupun masih ada masakan malaysianya seperti nasi lemak. masakan yang lain, saya ga hapal namanya tapicukup lengkap karena ada yougert, kopi, susu. wah pokonya ga bakal kelaparan deh di dalam pesawat.
anak kecil
didepan tempat duduk saya, ada dua keluarga yang membawa anak kecil. wajahnya lucu2 umurnya ada yang 6 bulanan, 2 tahunan dan 5 tahunan. ini dia masalahnya, saya jadi ingat anak-anak dirumah. kalo di Serang, saya kan biasanya pulang sore bisa main sama anak-anak sampai mereka tidur. malamnya bikin susu untuk Nafa kadang sampai dua-tiga kali semalam tapi saya enjoy aja. makanya saya masuk kategori suami idaman...he he. besok paginya biasa bangunin anak-anak dan sempatkan untuk main lagi sebelum berangkat. bayangan ini yang membuat saya melamun membayangkan mereka...seakarang sy pergi selama 1.5 tahun dan insyallah kembali ke indonesia ketika fathi sudah 5 tahun, nafa 2.5 tahun dan adiknya 1.5 tahun...wah-wah sy kehilangn momen2 yang berharga itu. tapi ga apa lah, sy berangkat ke Leiden ini juga kan demi mereka anak2 dan istri...
(nanti saya lanjutkan ya ceritanya,...dah pukul 3 dini hari waktu Leiden. nguantuk brur!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar